Rabu, 30 Mei 2012

Workshop Dampak Kenaikan Permukaan Laut Pada Lingkungan Pantai Indonesia

Dampak pemanasan global sudah sangat serius dan kian nyata berpengaruh dalam hidup keseharian kita. Meningkatnya suhu bumi menyebabkan lapisan es di Antartika dan Greenland semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulaunya perlu meningkatkan kewaspadaan nya, terutama dalam menghadapi dampak kenaikan permukaan laut yang mengancam wilayah pantai dan pesisir Indonesia beserta infrastrukturnya, bahkan bukan tidak mungkin Indonesia menghadapi ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil terluar.
Dalam upaya mengantisipasi dampak kenaikan permukaan laut di lingkungan pantai negara kita, Bakosurtanal menyelenggarakan workshop sehari yang dibuka oleh Menristek. Workshop ini menghadirkan pembicara utama Kepala Bakosurtanal, Kepala BMKG, Kepala Balitbang Kementerian PU, Menko Kesra yang diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Deputi Bidang Pemetaan Dasar dan Deputi Bidang Sumber Daya Alam Bakosurtanal dan para pakar untuk menyampaikan pemaparan program dan pemikiran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaganya serta kepakaran dari masing-masing pembicara.
Kebijakan dan program strategis terkait adaptasi dan mitigasi pemanasan global yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat perlu disosialisasikan dan didiskusikan bersama dalam workshop ini. Strategi nasional yang kita lakukan sekarang dalam menghadapi pemanasan global akan menentukan kualitas lingkungan kita di masa depan. Kegagalan kita dalam penanganan pemanasan global pada masa kini akan menghadapkan generasi mendatang pada bencana yang tidak dapat ditanggulangi.
Tantangan Indonesia bersama masyarakat dunia adalah bagaimana menghadapi kenaikan suhu bumi akibat emisi karbon dari aktivitas manusia (antropogenik) yang menyebabkan lapisan es di Kutub Utara dan Greenland semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut global sekitar 3 milimiter per tahun. Bila kenaikan suhu bumi tidak dapat ditekan maka dikhawatirkan lapisan es itu akan lenyap dan berakibat pada penenggelaman dataran pantai dan pulau-pulau kecil bukan saja di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia tetapi juga ribuan pulau di Indonesia dan pada akhirnya akan merubah peta wilayah yurisdiksi Indonesia.
Sekilas bila melihat besaran kenaikan permukaan laut global hanya sekitar 3 milimeter per tahunnya, sepertinya dampak pemanasan global ini di lingkungan pantai dapat diabaikan. Akan tetapi pada kenyataannya, pemanasan global telah menimbulkan dampak semakin seringnya siklon dan badai yang disertai banjir besar di perbagai kawasan pantai seperti badai Katrina di Pantai Lousiana tahun 2005, Siklon Sidr di Pantai Banglades tahun 2007 dan badai Nargis di Myanmar tahun 2008.
(Oleh: Dr. Asep Karsidi, MSc, Kepala Bakosurtanal)

Rabu, 11 Januari 2012

Sumberdaya Geologi dan PSDG


Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau benturan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia , Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumberdaya mineral baik logam, non logam dan energi. Jenis mineral logam seperti emas, tembaga, perak, besi, kromit, timah, dsb. Jenis mineral non logam seperti belerang, batugamping, gambut, dsb. Jenis energi yang banyak tersedia di wilayah Indonesia diantaranya minyak, gas, batubara, dsb. Selain potensi sumberdaya yang cukup banyak tersedia, wilayah Indonesia juga merupakan zona-zona sesar, patahan dan deretan gunung api aktif yang memanjang dari ujung Sumatera sampai ke Maluku.

Jenis Sumberdaya Geologi:
·         Batubara  
Persebaran :
Ø  Jawa
Ø  Maluku
Ø  Papua
·         Non Logam
Mineral non logam adalah kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara maupun mineral energi lainnya. Mineral non logam biasa disebut juga sebagai bahan galian non logam atau bahan galian industri atau bahan galian golongan C.
Bahan galian non logam mudah dicari dan pengusahaannnyapun tidak membutuhkan modal yang besar, teknologi yang rumit maupun waktu yang lama untuk eskplorasi, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendorong perekonomian rakyat.


·         Logam
Mineral adalah material anorganik homogen yang terjadi secara alamiah serta mempunyai struktur atom dan komposisi kimia tertentu. Mineral dapat dibedakan menurut karakteristiknya, yaitu berdasarkan : warna, goresan, transparansi, kekerasan, struktur kristal dan tampilan.
Sebagian besar mineral merupakan gabungan beberapa unsur kimia, sebagai contoh mineral Pyrite, yang disusun oleh 2 unsur yaitu unsur besi (Fe) dan sulfur (S). Hanya sedikit sekali mineral yang disusun oleh hanya satu unsur. Contoh mineral yang disusun oleh hanya satu unsur adalah emas (Au), perak (Ag) dan tembaga (Cu). Batuan adalah kumpulan beberapa mineral. Contoh, batuan Granit yang terdiri dari mineral
Mineral  logam dapat dikelompokan dalam 4 (empat) kelompok utama yaitu :
  • Kelompok Logam Dasar; logam yang umum terdapat dan secara kimia lebih aktif, misalnya : Tembaga (Cu), Timbal/Timah Hitam (Pb), Timah (Sn) dan Seng (Zn) dan lain-lain.
  • Kelompok Logam Mulia; logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan, terdiri dari : emas (Au), Perak (Ag) dan Platina (Pt).
Dalam kedua kelompok ini satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan, khusus untuk emas selain terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga bisa terdapat sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif. Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunungapi dan populer disebut Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi kriteria-kriteria pembentukkannya.
Ø  Kelompok Logam Jarang adalah logam yang secara relatif, ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah banyak. Beberapa diantaranya adalah :Lithium (Li), Yurium (Y), Zirconium (Zr), Logam Tanah Jarang (Rare Earth Elements; unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71), Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain-lain. Kegunaan  unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti : barang elektronik,katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas dan lain-lain.
Ø  Kelompok Mineral Logam Besi dan Campuran Besi, logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya, seperti : Besi (Fe), Kobal (Co), Kromit (Cr), Mangan (Mn) dan  lain-lain
·         Panas bumi
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya, yang secara genetik semuanya berupa suatu sistem panas bumi yang tidak dapat dipisahkan dann untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Panas bumi dikenal sebagai sumber daya geologi yang digunakan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. Tidak seperti mineral dan batubara, panas bumi termasuk sumberdaya geologi yang dapat diperbaharui. Artinya sumberdaya panas bumi tidak akan pernah habis, karena proses pembentukannya berhubungan dengan
·         Sumberdaya Mineral dan Energi Lepas Pantai
Sumber daya Mineral dan Energi lepas pantai adalah material anorganik homogen yang terjadi secara alamiah serta mempunyai struktur atom dan komposisi kimia tertentu. Mineral dapat dibedakan menurut karakteristiknya, yaitu berdasarkan : warna, goresan, transparansi, kekerasan, struktur kristal dan tampilan yang terletak di lepas pantai laut indonesia.
Beberapa sifat keterdapatan endapan mineral, diantaranya : terdapat dalam jumlah terbatas dan tidak merata di kulit bumi, baik dari segi mutu (kualitas) maupun jumlah (kuantitas). Oleh karena itu eksplorasi mineral (logam) merupakan kegiatan bersifat padat modal.




Sejarah Pusat Sumber Daya Geologi
·         Masa Penjajahan Belanda
1850 :  Dienst Van Het Mijnwezen.
1863 :  Dienst Van Het Mijnwezen digabung ke Direktie Der Budgelijke Openbara Wereken.
1866 :  Dienst Van Het Mijnwezen masuk ke Departemen Van Onderwijs.
1929 :  Dienst Van Het Mijnwezen berubah menjadi Geologische Museum Bandoeng.
·         Masa Penjajahan Jepang
1942 :  Dienst Van Het Mijnwezen berubah menjadi Kogyoo Zimussho.
1943 :  Kogyoo Zimussho berubah menjadi Chisitu Chosajo : Chisitu Kakari/Perpetaan, Kosan Kakari/Gunung api, Seizu Kakari/Kartografi. 
·         Republik Indonesia
1945 :  11-9-1945  Dibentuk Jawatan Tambang dan Geologi, Kementerian Kemakmuran.
1952 :  Pusat Jawatan Geologi, Direktorat Pertambangan, Kementerian Perekonomian.
1957 :  Direktorat Pertambangan menjadi Jawatan Pertambangan dan Jawatan Geologi, Departemen Perindustrian Dasar.
1962 : Jawatan Pertambangan dan Jawatan Geologi berubah  menjadi Direktorat Geologi dan Direktorat Pertambangan, Departemen Pertambangan.
1979 : Direktorat Geologi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) yang terdiri dari : Direktorat Sumberdaya Mineral (DSM), Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL), Direktorat Vulkanologi (DV), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (PPPG), Departemen Pertambangan dan Energi (DPE).
1985 : Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral (DJGSM) yang terdiri dari : DSM, DGTL, DV, PPPG, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL), Departemen Pertambangan dan Energi (DPE).
2001 : DJGSM gabung dengan eks DJPU yang terdiri dari : DSM yang berubah menjadi Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM), Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan (DGTLKP), Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (DVMB), Direktorat Teknik Mineral dan Batubara (DTMB), Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara (DPMB), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).
2005 : DIM berubah menjadi Pusat Sumber Daya Geologi (PMG) di bawah Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Unit lain di bawah Badan Geologi adalah : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Pusat Lingkungan Geologi (PLG), Pusat Survei Geologi (PSG).
TUGAS
Melaksanakan Penelitian, Penyelidikan Dan Pelayanan Di Bidang Sumber Daya Geologi
FUNGSI
  1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi;
  2. Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, inventarisasi, eksplorasi, perekayasaan teknologi,  pemodelan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, serta pengelolaan dan pelayanan sarana dan prasarana sarana teknik dan informasi di bidang geologi dan sumber daya geologi;
  3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan, inventarisasi, eksplorasi, perekayasaan teknologi, pemodelan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi; dan
  4. Pelaksanaan administrasi pusat sumber daya geologi.

Rabu, 06 Juli 2011

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH CIKATOMAS

A.   Pengelolaan sumberdaya alam.
Pengelolaan sumberdaya alam adalah perkara yang sangat serius dan berkesinambungan tentang manajemen dan kebijaksanaan. Degradasi penglolaan sumberdaya alam lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dalam mengikuti dan menerapkan kaidah-kaidah Syariat, serta keberanian manusia dalam melawan kaidah-kaidah tsb dalam kehidupan sehari-hari
Lingkungan Pesisir dan Kelautan di Indonesia Panjang seluruh garis pesisir di Indonesia mencapai 81,000 kilometer, ini adalah 14% dari seluruh pesisir di dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki pesisir terpanjang di dunia. Ekosistem kelautan yang dimiliki oleh Indonesia sungguh sangat bervariasi, dan mendukung kehidupan kumpulan spesies yang sangat besar. Indonesia memiliki hutan bakau yang paling luas, dan memiliki terumbu karang yang paling spektakuler di kawasan Asia. Hutan bakau paling banyak dijumpai di Pesisir Timur Sumatra, pesisir Kalimantan, dan Irian Jaya (yang memiliki 69% dari seluruh habitat hutan bakau di Indonesia). Sedangkan lautan biru di Maluku dan Sulawesi menaungi ekosistem yang sangat kaya akan ikan, terumbu karang, dan organisme terumbu karang yang lain.
Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya didunia sehubungan dengan keanekaan hidupan liarnya. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di Asia-Pasific, yaitu diperkirakan 1,148,400 kilometer persegi. Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia. Hutan Indonesia dikenal sebagai hutan yang paling kaya akan spesies palm (447 spesies, 225 diantaranya tidak terdapat dibagian dunia yang lain), lebih dari 400 spesies dipterocarp (jenis kayu komersial yang paling berharga di Asia tenggara), dan diperkirakan mengandung 25,000 species tumbuhan berbunga.
Indonesia juga sangat kaya akan hidupan liar: terkaya didunia untuk mamalia (515 spesies, 36% diantaranya endemik), terkaya akan kupu-kupu swalowtail (121 spesies, 44% diantaranya endemik), ketiga terkaya didunia akan reptil (ada lebih dari 600 spesies), keempat terkaya akan burung (1519 spesies, 28% diantaranya endemik) kelima untuk amphibi (270 species), dan ketujuh untuk tumbuhan berbunga.
Pengelolaan sumberdaya alam merupakan peruses pemanfaatan hasil alam untuk memenuhi kebutahan sehari-hari / untuk bertahan hidup.
Pengelolaan sumberdaya alam di daerah cikatomas sudah berkembang ditandai dengan adanya pengloalaan kayu yang sudah modern menggunakan mesin.hal tersebut menandakan banyaknya lahan-lahan yang sudah beralih fungsi seperti berubahnya hutan yang almi yang di selingi  palawija dan tumbuh-tumbuhan berumbi serta semak belukar kini berubah fungsi menjadi hutan industri yang ditanami tumbuhan albasiah,mahoni dan jenis kayu yang lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Hasil olahan kayu yang setengah jadi yang di produksi pemtongan kayu di kirim ke kota-kota di antaranya ke Tasikmalaya,Garut dan ada juga yang di kirim ke wilayah jawa tengah dan jawa timur bahkan luar jawa.
Di daerah Tasikmalaya kayu yang setengah jadi dijadikan kerjinan diantarabya sandal KELOM GEULIS dan alat rumah tangga seperti kursi, meja, lemari dan lain-lain.
Ada juga limbah kayu yang sudah tidak dipakai lagi digunakan bahan bahar seperti untuk membuat tahu dan tempe di daerah cikatomas sendiri dan sekitarnya dalam memngelolanya menngunakan kayu sebagai bahan bakarnya, kayu dipilih karena murah, gampang di pesan dan aman digunakannya,
Hampir 40%an penduduk di daerah cikatomas bergantung pada pengelolaan kayu manya jika anda berkunjung ke wilayah cikatomas anda pasti akan melihat banyak tempat pengelolaan kayu baik yang bersekala besar maupun yang kecil.
Dampak negatif yaitu berkurangnya sumber mata air yang diakibatkan oleh menghilangnya hutan penyerap air yang beralih menjadi hutan indusrti, longsor juga merupakan mimpi buruk yang selalu membayangi karena gundulnya hutan dan hilanya pohon penahan.
Bukan hanya dampak negatif  tetapi banyak juga dampak positif diantaranya  dampak positif  dari pengalihan hutan dari hutan alami menjadi hutan industri banyak masyarkat yang menggantungkan hidupnya pada hutan tersebut karena itu merupakan sumber mata pencaharian untuk menyambung hidup.
Penduduk di wilayah cikatomas tidak hanya bergantung pada pengelolaan kayu tetapi ada sebagian masyarakatnya yang menggantungkan hidupnya pada beternak sapi yang di selingi dengan mengelola kebun untuk kebutuhan sehari-harinya.
Dalam beternak sapi di daerah cikatomas dan sekitarnya sudah juga di bilang moden itu dengan adanya usaha tani yang mengelola sapi secara modern.bahkan ada struktur organisasinya yang tersusun rapih serta sering mengikuti kompetisi yang diadakan pemerintah kabupaten Tasikmalaya. Pakan yang teratur serta sering adanya pemeriksaan kesehatan sercra berkala membuat sapi-sapi menjadi terjaga kesehatanya dan tumbuh dengan sehat.
Hasil dari beternak sapi tersebut di antarnya peternak sapi dapat mengerti bagaimana beternak sapi yang baik dan modern. Hampir setiap peternak memiliki kebun / tempat untuk menanam pakan untuk sapi tersebut. Kotoran dari sapi di manfaatkan untuk pupuk alami bagi tanaman dan ada juga yang di manfaatkan untuk memasak yaitu di jadikan biogas. Hal tersebut menandakan peternak di wilayah cikatomas sudah maju dan modern.
Dalam peroses pembuhaan sapi-sapi di cikatomas menggunakan suntik sperma, jadi kegagalan dalm proses perkawinan di minimalisir.
Dan juga Pengelolaan sumberdaya alam adalah perkara yang sangat serius dan berkesinambungan tentang manajemen dan kebijaksanaan. Degradasi penglolaan sumberdaya alam lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dalam mengikuti dan menerapkan kaidah-kaidah Syariat, serta keberanian manusia dalam melawan kaidah-kaidah tsb dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai persoalan krusial sebagai implikasi yang timbul dari tidak diterapkannya aturan yang benar yang mengatur tentang Pengelolaan sumberdaya alam, sangat kita rasakan akibatnya hingga kini. Permasalahan berpangkal dari tidak tegaknya aturan main regulasi penerapan dan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam sebagai syarat utama bekerjanya system aturan pengelolaan sumbedaya alam.
Air, listrik, minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya adalah harta kekayaan yang diciptakan Allah SWT untuk dinikmati umat yang tidak boleh di rampas oleh siapapun. Jika negara menguasainya, maka itu hanyalah untuk mencegah agar tidak dikuasai individu ataupun pihak asing. Lebih penting dari itu, agar negara dapat mengatur pemanfaatan untuk kepentingan seluruh rakyat karena merekalah pemiliknya yang sesungguhnya atau yang disebut kepemilikan umum.
Ironisnya, dibalik kekayaan Indonesia yg begitu melimpah, fakta yang dihadapi umat saat ini justru lilitan utang luar negeri yang telah menenggelamkan bangsa Indonesia dalam krisis multidimensional yang berkepanjangan. Rakyat semakin dalam terpuruk dalam kemiskinan dan penderitaan . Posisi utang luar negeri Indonesia pada bulan April 2001 tercatat 139 milyar US Dolar (USD), atau sebesar Rp 1.251 trilyun, yang terdiri dari 72 milyar USD (52%) utang pemerintah dan 67 milyar USD (48%) utang swasta (laporan BI,2002). Akibatnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita terbebani oleh pembayaran bunga utang dan cicilan pokok utang luar negeri. Pada Rancangan APBN tahun 2002, alokasi untuk Pembayaran Utang Luar Negeri sebesar Rp. 129.505,60 milyar atau sebesar 38,95 % dari anggaran belanja. Pada saat yang bersamaan, untuk menutup defisit anggaran APBN 2002, pemerintah memproyeksikan mendapat pinjaman baru sebesar Rp. 43.032,50 milyar. Selain itu, privatisasi (penjualan BUMN) juga dilakukan untuk menutup defisit anggaran tersebut.