Rabu, 06 Juli 2011

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH CIKATOMAS

A.   Pengelolaan sumberdaya alam.
Pengelolaan sumberdaya alam adalah perkara yang sangat serius dan berkesinambungan tentang manajemen dan kebijaksanaan. Degradasi penglolaan sumberdaya alam lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dalam mengikuti dan menerapkan kaidah-kaidah Syariat, serta keberanian manusia dalam melawan kaidah-kaidah tsb dalam kehidupan sehari-hari
Lingkungan Pesisir dan Kelautan di Indonesia Panjang seluruh garis pesisir di Indonesia mencapai 81,000 kilometer, ini adalah 14% dari seluruh pesisir di dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki pesisir terpanjang di dunia. Ekosistem kelautan yang dimiliki oleh Indonesia sungguh sangat bervariasi, dan mendukung kehidupan kumpulan spesies yang sangat besar. Indonesia memiliki hutan bakau yang paling luas, dan memiliki terumbu karang yang paling spektakuler di kawasan Asia. Hutan bakau paling banyak dijumpai di Pesisir Timur Sumatra, pesisir Kalimantan, dan Irian Jaya (yang memiliki 69% dari seluruh habitat hutan bakau di Indonesia). Sedangkan lautan biru di Maluku dan Sulawesi menaungi ekosistem yang sangat kaya akan ikan, terumbu karang, dan organisme terumbu karang yang lain.
Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya didunia sehubungan dengan keanekaan hidupan liarnya. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di Asia-Pasific, yaitu diperkirakan 1,148,400 kilometer persegi. Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia. Hutan Indonesia dikenal sebagai hutan yang paling kaya akan spesies palm (447 spesies, 225 diantaranya tidak terdapat dibagian dunia yang lain), lebih dari 400 spesies dipterocarp (jenis kayu komersial yang paling berharga di Asia tenggara), dan diperkirakan mengandung 25,000 species tumbuhan berbunga.
Indonesia juga sangat kaya akan hidupan liar: terkaya didunia untuk mamalia (515 spesies, 36% diantaranya endemik), terkaya akan kupu-kupu swalowtail (121 spesies, 44% diantaranya endemik), ketiga terkaya didunia akan reptil (ada lebih dari 600 spesies), keempat terkaya akan burung (1519 spesies, 28% diantaranya endemik) kelima untuk amphibi (270 species), dan ketujuh untuk tumbuhan berbunga.
Pengelolaan sumberdaya alam merupakan peruses pemanfaatan hasil alam untuk memenuhi kebutahan sehari-hari / untuk bertahan hidup.
Pengelolaan sumberdaya alam di daerah cikatomas sudah berkembang ditandai dengan adanya pengloalaan kayu yang sudah modern menggunakan mesin.hal tersebut menandakan banyaknya lahan-lahan yang sudah beralih fungsi seperti berubahnya hutan yang almi yang di selingi  palawija dan tumbuh-tumbuhan berumbi serta semak belukar kini berubah fungsi menjadi hutan industri yang ditanami tumbuhan albasiah,mahoni dan jenis kayu yang lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Hasil olahan kayu yang setengah jadi yang di produksi pemtongan kayu di kirim ke kota-kota di antaranya ke Tasikmalaya,Garut dan ada juga yang di kirim ke wilayah jawa tengah dan jawa timur bahkan luar jawa.
Di daerah Tasikmalaya kayu yang setengah jadi dijadikan kerjinan diantarabya sandal KELOM GEULIS dan alat rumah tangga seperti kursi, meja, lemari dan lain-lain.
Ada juga limbah kayu yang sudah tidak dipakai lagi digunakan bahan bahar seperti untuk membuat tahu dan tempe di daerah cikatomas sendiri dan sekitarnya dalam memngelolanya menngunakan kayu sebagai bahan bakarnya, kayu dipilih karena murah, gampang di pesan dan aman digunakannya,
Hampir 40%an penduduk di daerah cikatomas bergantung pada pengelolaan kayu manya jika anda berkunjung ke wilayah cikatomas anda pasti akan melihat banyak tempat pengelolaan kayu baik yang bersekala besar maupun yang kecil.
Dampak negatif yaitu berkurangnya sumber mata air yang diakibatkan oleh menghilangnya hutan penyerap air yang beralih menjadi hutan indusrti, longsor juga merupakan mimpi buruk yang selalu membayangi karena gundulnya hutan dan hilanya pohon penahan.
Bukan hanya dampak negatif  tetapi banyak juga dampak positif diantaranya  dampak positif  dari pengalihan hutan dari hutan alami menjadi hutan industri banyak masyarkat yang menggantungkan hidupnya pada hutan tersebut karena itu merupakan sumber mata pencaharian untuk menyambung hidup.
Penduduk di wilayah cikatomas tidak hanya bergantung pada pengelolaan kayu tetapi ada sebagian masyarakatnya yang menggantungkan hidupnya pada beternak sapi yang di selingi dengan mengelola kebun untuk kebutuhan sehari-harinya.
Dalam beternak sapi di daerah cikatomas dan sekitarnya sudah juga di bilang moden itu dengan adanya usaha tani yang mengelola sapi secara modern.bahkan ada struktur organisasinya yang tersusun rapih serta sering mengikuti kompetisi yang diadakan pemerintah kabupaten Tasikmalaya. Pakan yang teratur serta sering adanya pemeriksaan kesehatan sercra berkala membuat sapi-sapi menjadi terjaga kesehatanya dan tumbuh dengan sehat.
Hasil dari beternak sapi tersebut di antarnya peternak sapi dapat mengerti bagaimana beternak sapi yang baik dan modern. Hampir setiap peternak memiliki kebun / tempat untuk menanam pakan untuk sapi tersebut. Kotoran dari sapi di manfaatkan untuk pupuk alami bagi tanaman dan ada juga yang di manfaatkan untuk memasak yaitu di jadikan biogas. Hal tersebut menandakan peternak di wilayah cikatomas sudah maju dan modern.
Dalam peroses pembuhaan sapi-sapi di cikatomas menggunakan suntik sperma, jadi kegagalan dalm proses perkawinan di minimalisir.
Dan juga Pengelolaan sumberdaya alam adalah perkara yang sangat serius dan berkesinambungan tentang manajemen dan kebijaksanaan. Degradasi penglolaan sumberdaya alam lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dalam mengikuti dan menerapkan kaidah-kaidah Syariat, serta keberanian manusia dalam melawan kaidah-kaidah tsb dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai persoalan krusial sebagai implikasi yang timbul dari tidak diterapkannya aturan yang benar yang mengatur tentang Pengelolaan sumberdaya alam, sangat kita rasakan akibatnya hingga kini. Permasalahan berpangkal dari tidak tegaknya aturan main regulasi penerapan dan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam sebagai syarat utama bekerjanya system aturan pengelolaan sumbedaya alam.
Air, listrik, minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya adalah harta kekayaan yang diciptakan Allah SWT untuk dinikmati umat yang tidak boleh di rampas oleh siapapun. Jika negara menguasainya, maka itu hanyalah untuk mencegah agar tidak dikuasai individu ataupun pihak asing. Lebih penting dari itu, agar negara dapat mengatur pemanfaatan untuk kepentingan seluruh rakyat karena merekalah pemiliknya yang sesungguhnya atau yang disebut kepemilikan umum.
Ironisnya, dibalik kekayaan Indonesia yg begitu melimpah, fakta yang dihadapi umat saat ini justru lilitan utang luar negeri yang telah menenggelamkan bangsa Indonesia dalam krisis multidimensional yang berkepanjangan. Rakyat semakin dalam terpuruk dalam kemiskinan dan penderitaan . Posisi utang luar negeri Indonesia pada bulan April 2001 tercatat 139 milyar US Dolar (USD), atau sebesar Rp 1.251 trilyun, yang terdiri dari 72 milyar USD (52%) utang pemerintah dan 67 milyar USD (48%) utang swasta (laporan BI,2002). Akibatnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita terbebani oleh pembayaran bunga utang dan cicilan pokok utang luar negeri. Pada Rancangan APBN tahun 2002, alokasi untuk Pembayaran Utang Luar Negeri sebesar Rp. 129.505,60 milyar atau sebesar 38,95 % dari anggaran belanja. Pada saat yang bersamaan, untuk menutup defisit anggaran APBN 2002, pemerintah memproyeksikan mendapat pinjaman baru sebesar Rp. 43.032,50 milyar. Selain itu, privatisasi (penjualan BUMN) juga dilakukan untuk menutup defisit anggaran tersebut.